Menjadi Keluarga dalam Iman

 Resume Kajian – Menjadi Keluarga dalam Iman

Disampaikan oleh : Ustadz Abu Bassam Oemar Mita, Lc.

Youtube Channel : Oemar Mita Syameela (link channel)

Ilustrasi : pixabay.com


Dalam menjalani hidup, bukan kebahagiaan yang membuat kita harus bersyukur melainkan bersyukurlah agar kita dapat senantiasa merasa bahagia. Sebuah nasihat yang baik adalah nasihat yang datang dari hati dan ditujukan untuk diri sendiri serta kepada setiap orang yang hadir dan ikut bergabung dalam majelis nasihat tersebut.

Banyak orangtua yang telah mampu memberikan sandang dan pangan yang memadai bagi anak-anaknya, bahkan mungkin sudah dapat dikategorikan telah mampu memberikan kemewahan bagi mereka. Akan tetapi belum tentu kemewahan yang diberikan ini dapat menjauhkan anak-anaknya dari api neraka. Padahal jelas, perintah Allah yang paling utama yang kemudian menjadi kewajiban setiap orangtua kepada anak-anaknya adalah bagaimana menjaga dan menjauhkan mereka dari api neraka.

Di dalam Surat At-Tahrim ayat 6, Allah berfirman yang artinya, Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Hal-hal terkait anak bukan hanya urusan biologis semata, tapi juga merupakan urusan ideologis yang harus ditanamkan oleh orangtua. Puncak karir tertinggi orangtua adalah ketika mereka mampu mengembalikan anak-anak mereka kepada jalan Rabbnya, termasuk jika berhasil mendidik mereka menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah.

Banyak anak yang rusak bukan disebabkan karena fitrahnya yang rusak. Kerap kali orangtua secara tidak sadar telah merusak fitrah anak-anaknya dengan menjejali mereka dengan urusan-urusan dunia semata. Anak-anak kita kelak akan hidup pada zaman yang dipenuhi oleh fitnah-fitnah yang akan semakin pekat dan semakin berat. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita sebagai orangtua betul-betul mempersiapkan mereka dalam kebaikan sedini dan sebaik mungkin.

Lalu bagaimana kita bisa mendidik mereka dengan baik jika diri sendiri belum memiliki ilmu yang memadai atau akhlak yang masih belum cukup baik untuk diteladani? Maka menjadi orangtua haruslah senantiasa sadar akan kebutuhan ilmu dan tidak pernah merasa cukup untuk senantiasa belajar banyak hal. Hanya yang terisilah yang dapat mengisi. Jika kita ingin anak kita menjadi anak yang sholeh, sudah sepantasnya orangtua terlebih dahulu belajar dan memberikan keteladanan beramal sholeh bagi mereka.

Memiliki anak yang sholeh bukan sekadar kewajiban belaka, tapi ianya merupakan bagian dari investasi kebahagiaan terbaik dan terbesar bagi kedua orangtuanya. Beberapa keuntungan atau kebaikan yang akan didapatkan dengan memilik anak yang sholeh ini diantaranya:

- Anak dapat memberikan syafa’at melalui do’a bagi kedua orangtuanya.

- Do’a orangtua dapat membuka pintu langit bagi anak-anaknya.

- Menghindarkan kita dari sifat kemandulan (ketiadaan keturunan yang berkontribusi untuk islam).

Perlu diketahui, tidak semua do’a anak akan sampai pada orangtuanya. Do’a akan terhalang oleh dosa laksana kabut yang menghalangi pandangan tatkala kita dan anak kita masih berkubang dosa ketika menitipkan setiap do’a. Hanya do’a anak yang sholehlah yang akan sampai pada orangtuanya.

Ketika kita berhasil mendidik anak kita untuk menjadi anak yang sholeh dan memberikan kontribusi di jalan Allah, maka kelak insyaAllah kita akan dinanti oleh mereka di pintu surga. Do’a-do’a mereka pada setiap waktu mustajab yang dikirimkan, insyaAllah akan sampai kepada tujuan. Lalu, sejatinya orang-orang yang hina di dunia ini bukan hanya orang-orang yang kafir, musyrik dan munafik, tapi juga mereka yang memiliki banyak keturunan dan tidak ada satupun yang dapat memberikan kebaikan sejati pada kedua orangtuanya.

Orangtua dan anak ibaratkan benda dan bayangan. Orangtua adalah benda yang akan mencerminkan bayangan, anak-anaknya. Jika bendanya lurus, maka bayangannya juga akan lurus. Kesholehan orangtua akan menentukan kesholehan anak-anak kita.

Sesusah-susahnya kita dalam mendidik anak untuk menjadi sholeh, semua itu adalah perkara yang ada ujungnya. Pasti akan ada kemanisan yang kelak akan kita rasakan. Sebingung-bingungnya kita berupaya mendidik anak kita untuk menjadi sholeh, lebih bingung lagi jika kita tidak pernah mendidik mereka dengan amal sholeh. Isilah diri kita dengan iman dan pengetahuan  sehingga kemudian kita bisa mengisi anak-anak kita untuk menjadi sebaik-baik do’a dan harapan.

InsyaAllah.

Menjadi Keluarga dalam Iman Menjadi Keluarga dalam Iman Reviewed by Wirdha Listiani on Mei 06, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.