Asas-Asas Jatidiri Melayu Riau
sumber : mediacenter.riau.go.id |
Sudah
diketahui bersama bahwa Melayu merupakan suatu suku bangsa dengan aturan yang
kental akan nuansa Islam. Seperti yang kerap diungkapkan “adat bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah” yang
bermakna adat mengatur tingkah laku dan setiap perbuatan bangsa Melayu agar
tidak menyimpang dari syari’at Islam. Hukum dan norma yang berlaku dalam
kehidupan masyarakat Melayu Riau itu kemudian membentuk suatu karakteristik dan
jatidiri yang khas dalam pribadi orang Melayu.
Adapun
beberapa asas jatidiri Melayu Riau seperti yang dirangkum oleh Binsar dan
Mashuri (2017) adalah sebagai berikut :
1. Bercakap
bersetinah, berunding bersetabik
Asas ini mengajarkan orang Melayu untuk
tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kesantunan, kesopanan, ketertiban serta
budi pekerti mulia, memelihara lidah, menjaga tingkah laku, menjauhkan sifat
kasar langgar, memantangkan mencaci orang, besar kepala, angkuh, dan sifat
buruk lainnya dalam pergaulan.
Hal ini dapat dilihat dari sebuah
ungkapan :
“Apa
tanda orang beradat,
elok
perangai sempurna sifat.
Apa
tanda orang terpandang,
bercakap
tidak menista orang.
Apa
tanda orang bermaruah,
kalau
bicara tidak menyalah.
Apa
tanda orang berakal,
dalam
berbual tidak membual”
2. Lapang
dada terbuka tangan
Asas ini menunjukkan sifat pemaaf dan
pemurah. Orang Melayu diinginkan menjadi pribadi yang baik hati dan tidak mendendam.
Segala permasalahan mesti diselesaikan dengan cara yang baik dan tidak
merugikan sesiapa, sehingga dapat saling menerima permintaan maaf dan tetap
menjaga silaturahmi antarsesama. Asas ini juga dapat melahirkan pribadi yang
ringan tangan, bersegera meringankan beban orang lain serta menjaga segala aib
dan kerahasiaan mereka.
Sebuah ungkapan menyebutkan :
“Sifat
lapang terbuka tangan
hatinya
bersih berpalut iman
kesalahan
orang ia lupakan
kesusahan
orang ia rasakan
dendam
kesumat ia jauhkan
sifat
orang berdada lapang
tahu
merasa bijak menenggang
tahu
menjaga aib malu orang
tahu
menghapus muka berarang
sifat
orang terbuka tangan
cepat
kaki ringan tangan
tahu
menolong orang berbeban
bijak
membantu dalam kesempitan”
3. Tahu
menyemak, pandai menyimpai
Asas ini mengandung nilai yang penuh
kearifan, bijaksana, tanggap, dan cekatan dalam menilai dan memutuskan sesuatu
sehingga orang Melayu haruslah mampu menyimak perkembangan masyarakat dan
perubahan zaman serta dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan.
Bersungguh dalam menuntut ilmu, bersegera melakukan perbaikan serta pandai
menimbang baik dan buruk akan segala sesuatu merupakan bagian dari jatidiri pribadi
Melayu.
Dalam sebuah ungkapan diterangkan :
“Arif
menyemak kicau murai,
arif
menapis angin lalu,
arif
mendengar desau daun,
arif
menilik bintang di langit,
arif
menangkap kerlingan orang,
bijak
menepis mata pedang,
bijak
membuka simpul mati,
pandai
mengurung dengan lidah,
pandai
mengundang dengan cakap,
pandai
mengungkung dengan syarak,
pandai
menyimpai dengan adat,
pandai
mengikat dengan lembaga,
cepat
akal laju pikiran,
cepat
angan laju buatan,
tajam
mata jauh pandangan,
nyaring
telinga luas pendengaran.”
4. Menang
dalam kalah
Asas ini mengandung nilai piawai dalam
bersiasat, mahir dalam menyusun strategi, sabar dan teliti dalam mencari
peluang, unggul dalam berunding, berhemat cermat dalam mengambil keputusan,
serta berlapang dada dan sabar lagi mengalah dalam batas-batas tertentu untuk
mencapai kejayaan.
Dalam sebuah ungkapan lain disebutkan :
“yang
menang dalam kalah,
yang
lapang dalam sempit,
yang
kaya dalam susah,
lapang
dada luas hati,
lapangnya
tidak berhempang,
luasnya
tidak berbatas,
dalamnya
tidak terukur,
kayaknya
tidak tersukat,
beratnya
tidak tertimbang,
cerdik
menjadi penyambung lidah,
berani
menjadi pelapis dada,
kuatnya
menjadi tiang sendi,
kerasnya
tidak tertakik,
lembutnya
tidak tersudu,
lemahnya
tidak tercapak,
kendurnya
berdenting-denting,
tegangnya
berjela-jela”.
5. Tahu
hidup meninggalkan, tahu mati mewariskan
Asas ini merupakan nilai yang
menyadarkan orang untuk berkarya, berbuat kebajikan, berbudi dan jasa selama
hidupnya, mewariskan nilai luhur agama dan budaya, nama baik serta keteladanan
hidup. Orang Melayu mestilah sadar betul hakikat kehidupan dunia yang sementara
menjadi bekalan bagi kehidupan selanjutnya di akhirat. Kesadaran ini kemudian
melahirkan pribadi yang senantiasa mengajak kepada kebaikan, meneladani
perilaku yang terpuji serta menghasilkan karya yang berfaedah dan memberi manfaat
bagi masyarakat.
Pengamalan asas ini dapat dilihat dari
ungkapan berikut ini :
“Yang
disebut hidup meninggalkan,
meninggalkan
syarak tempat berpijak,
meninggalkan
adat tempat menepat,
meninggalkan
lembaga tempat berjaga,
meninggalkan
budi yang terpuji,
meninggalkan
contoh yang senonoh,
meninggalkan
teladan yang sepadan,
meninggalkan
nama yang mulia,
meninggalkan
petuah yang berfaedah,
meninggalkan
kaji yang berisi,
meninggalkan
pusaka yang berharga,
meninggalkan
anak yang dipinak,
meninggalkan
harta yang berguna,
meninggalkan
dunia dengan bekalnya”.
Itulah
beberapa asas jatidiri Melayu Riau yang jika dihayati dan diamalkan dengan
penuh kesungguhan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tentu
akan dapat mewujudkan kesejahteraan serta keharmonisan dalam keragaman suku
bangsa di Indonesia. Identitas sebagai orang Melayu bukanlah sekedar bentuk
klasifikasi dari berbagai suku yang terdapat di Nusantara, tapi juga menjadi penanda
suatu pribadi dengan jatidiri berdasar asas kemelayuan itu sendiri. Jika terdapat
orang Melayu yang memiliki pribadi bertolak belakang dari karakter tersebut diatas,
sudah tentu ia kurang mengenal akan jatidiri Melayu itu sendiri.
Semangat
mewariskan peradaban ! Tak kan Melayu Hilang di Bumi.
Daftar
Pustaka
Binsar,
K. dan Mashuri. 2017. Budaya Melayu Riau untuk SMA/SMK/MA Kelas XII. Pekanbaru
: Inti Prima Aksara
Lihat juga tulisan lainnya yuk : Buku Wirdha , Beasiswa , Tugas dan Artikel lainnya.
Project terbaru dari #TulisanWirdha : A Note For Myself
Ada Resume Kajian juga.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Terimakasih^^
Asas-Asas Jatidiri Melayu Riau
Reviewed by Wirdha Listiani
on
Desember 15, 2019
Rating:
bangsa banget lanjut kan
BalasHapus