Nilai-Nilai Adat dan Budaya Melayu Riau
sumber : riauberbagi.blogspot.com |
Sebagai
generasi muda Melayu terkhusus berasal dari Provinsi Riau, sudah sepatutnya kita
mengetahui nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Melayu Riau.
Nilai-nilai yang dimaksud dapat berupa nilai-nilai adat maupun nilai budaya
yang telah dirangkum dan diwariskan secara turun-temurun ditengah-tengah
masyarakat. Pada umumnya nilai-nilai ini diteruskan secara lisan yang dapat
dilihat langsung dari adab pergaulan dan tingkah laku masyarakat melayu yang
tidak lepas dari aturan nilai tersebut. Akan tetapi ada beberapa nilai yang ditulis
dalam berbagai jenis sastra Melayu yang kemudian menjadi acuan dalam bertingkah
laku, seperti Gurindam Dua Belas, dan lain-lain.
Ada
banyak nilai-nilai yang disampaikan, termasuk dalam hal kehidupan bermasyarakat,
adab kepada orang sekitar. Sebuah ungkapan adat Melayu dalam Binsar dan Mashuri (2017) yang berbunyi “hidup serumah beramah-tamah, hidup sedusun tuntun-menuntun, hidup
sekampung tolong-menolong, hidup senegeri beri memberi, hidup sebangsa
bertenggangrasa”. Ungkapan ini mengajarkan
bagaimana seharusnya orang Melayu bertingkah laku pada sesama yang mana intinya
mengandung amanat berbaik budi, gotong-royong dan toleransi. Maka sudah
sepatutnya orang Melayu melaksanakan hal-hal ini dalam kehidupan, bukan hal
sebaliknya yang tidak hanya melanggar nilai-nilai kemelayuannya, tetapi juga
melanggar hukum dalam pandangan kehidupan bernegara.
Pemuka-pemuka
adat Melayu selalu mengingatkan, tegaknya tuah dan maruah, harkat dan martabat
suatu kaum dan bangsa berpunca dari asas kebersamaan. Sebagaimana yang
disebutkan dalam ungkapan lain yang berbunyi “senasib sepenanggungan, seaib dan semalu”. Seluruh pihak dalam
elemen masyarakat juga harus turut mempertahankan asas musyawarah dan muafakat demi
tercapainya sebuah hajat. Hal ini lazim disebut dalam berbagai ungkapan, salah
satunya adalah “karena sepaham tercapai
azam, karena serasi kerja menjadi”. (Binsar dan Mashuri, 2017)
Nilai
adat budaya Melayu juga terkandung dalam berbagai aktivitas lainnya seperti adat
dalam pernikahan, berpakaian, bertutur kata, membangun rumah, mencari rezeki,
dan lain sebagainya. Bahkan adat juga dapat dilihat dari warisan permainan
tradisional atau hiburan lokal yang banyak mengandung pesan-pesan moral dan
bermanfaat. Semua hal ini haruslah dijaga dan dilestarikan agar kelak masih
dapat diteruskan kepada anak-cucu yang mulai tergerus minat dan perhatian akan
budaya. Diantara upaya pelestarian adalah dengan mengadakan kegiatan tradisonal
secara rutin, pelatihan melalui sanggar atau edukasi budaya, serta membangun
pusat-pusat pembelajaran budaya lainnya.
Dikutip
dari mediacenter.riau.go.id (2018), salah satu visi Riau ditahun 2020 nanti
ialah untuk menjadikan Riau sebagai pusat Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau yakni Yoserizal Zein optimis akan
terwujudnya visi ini didasarkan beberapa pencapaian sejumlah program yang telah
diakui secara Internasioanl. Beberapa karya budaya Riau yang diakui sebagai
Warisan Budaya Tidak Benda (WBTB) diantaranya Tunjuk Ajar Melayu, Sijobang
Buwong Gasiang, Zapin Api dan Zapin Meskom, Menongkah, Perahu Baganduang, Batobo,
Rumah Lontiok, Silat Perisai, serta Onduo Rokan. Sementara Warisan Budaya Benda
(WBB) dari Riau diantaranya adalah Balai Kerapatan Tinggi, Makam Sultan Syarif
Kasim II, Masjid Raya Syahbudin, Tangsi Belanda, Gedung Controlleur, Bangunan
Landraad serta Makam Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah yang semuanya berlokasi di
Kabupaten Siak.
Visi
besar tersebut tidak akan tercapai jika tidak seluruh elemen masyarakat bersatu
padu menjaga warisan budaya yang ada dan mengembangkannya agar dikenal dunia
serta memberi kebermanfaatan bagi sesama. Sejatinya nilai budaya Melayu Riau
yang bersendikan norma Islam sudah tentu membawa pesan kebaikan pula didalamnya
untuk disampaikan dan dilaksanakan dalam kehidupan. Sudah sepantasnya kita
bangga menjadi Masyarakat Melayu Riau dengan tidak pula melupakan nilai-nilai
adat dan budaya yang merupakan satu kesatuan dari pribadi orang Melayu
tersebut. Semangat berkarya dan melestarikan budaya !
Daftar
pustaka
Binsar, K. dan Mashuri.
2017. Budaya Melayu Riau untuk SMA/SMK/MA Kelas XII. Pekanbaru : Inti Prima
Aksara.
http://mediacenter.riau.go.id.
Baca Buku Perdana Wirdha ; KKYSMH
Lihat juga tulisan lainnya : Buku Wirdha , Beasiswa , Tugas dan Artikel lainnya.
Project terbaru dari #TulisanWirdha : A Note For Myself
Ada Resume Kajian juga.
Nilai-Nilai Adat dan Budaya Melayu Riau
Reviewed by Wirdha Listiani
on
Desember 15, 2019
Rating:
Tidak ada komentar: