Resume Kajian – Wanita Berkarir Surga (1)
Disampaikan oleh : Ustadz Felix Siauw
Channel Youtube : Felix Siauw (link youtube)
Laki-Laki-Perempuan, sama
atau beda?
Berbicara tentang relasi atau interaksi pasti tidak akan jauh-jauh dari
persepsi atau perbedaan cara pandang masing-masing individu. Pada umumnya juga
tidak akan jauh-jauh dari tuntutan atau keinginan terhadap terpenuhinya hak-hak
atau kepentingan diri. Oleh karena itu, aturan-aturan yang dibuat oleh manusia
akan selalu bersifat subjektif, sesuai dengan kepentingan pihak yang membuat
aturan tersebut. Sebaik-baik pertimbangan dan aturan adalah yang dikembalikan
kepada Allah, Rabb semesta alam. Termasuk dalam hal ini terkait aturan
interaksi antara perempuan dan laki-laki di dalam Islam.
Jika kita me-review kembali
pada peradaban-peradaban di masa lalu, posisi perempuan senantiasa berada di
bawah kekuasaan laki-laki. Dipandang sebagai objek pelampiasan seksual belaka,
perempuan juga terkadang dianggap sebagai semacam properti yang dimiliki
laki-laki dan dapat dipertukar atau diperjualbelikan. Dalam peradaban jahiliyah
bahkan memiliki seorang anak perempuan dianggap sebagai aib bagi keluarga
bersangkutan serta dianggap sebagai beban bagi orang-orang terdekatnya.
Setelah Islam hadir, barulah kedudukan seorang perempuan ini kemudian
diangkat dan ditegaskan dalam banyak ayat Al-Qur’an bahwa perempuan merupakan partner bagi laki-laki dalam menjalani
kehidupan. Dalam banyak hal, perempuan dan laki-laki dianggap sama dihadapan
Allah dan hanya kadar ketakwaanlah yang membedakan kedudukan setiap hamba. Akan
tetapi dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya, peran laki-laki dan perempuan
kemudian dibedakan sesuai fitrahnya. Perbedaan ini tidak dengan serta merta
kemudian meninggikan salah satu dan merendahkan yang lainnya, melainkan saling
melengkapi dengan masing-masing kelebihan yang diberikan.
Perempuan diberikan kelebihan berupa emosionalnya sedangkan laki-laki diberikan kelebihan pada
rasionalitasnya. Perbedaan kelebihan inilah yang kemudian melandasi perbedaan
peran yang harus dijalankan. Perempuan dengan emosi dan kasih sayangnya yang
lebih tinggi diberi amanah untuk mengandung, melahirkan dan mendidik
anak-anaknya dengan penuh kelembutan, mentransfer nilai-nilai kebaikan pada
mereka. Sementara laki-laki dengan rasionalitasnya dalam menjalani kehidupan kemudian
diberi amanah untuk menjadi pemimpin (imam) keluarganya, berkewajiban untuk
menafkahi mereka dan berperan sebagai pengambil kebijakan yang menjauhkan
keluarganya dari neraka. Dengan memahami adanya perbedaan ini harusnya membuat
kita kemudian menyadari bahwa kita perlu bekerjasama, melaksanakan kewajiban
yang diamanahkan dan menunaikan hak pasangan alih-alih kemudian merasa iri
dengan masing-masing peran.
Laki-laki cenderung lebih fokus dalam melaksanakan sesuatu, sedangkan
perempuan mampu melakukan berbagai aktivitas dalam satu waktu (multitasking).
Laki-laki akan memperhatikan sesuatu dengan cara melihat (visual), sedangkan
perempuan betul-betul memperhatikan dengan cara mendengar (audio). Laki-laki
cenderung diam dan membutuhkan ruang untuk sendiri saat memiliki permasalahan,
sementara perempuan cenderung membutuhkan rangkulan, pelukan atau
sentuhan-sentuhan lainnya (yang mahram ya) ketika menghadapi permasalahan.
Adanya perbedaan fitrahnya ini hendaknya membuat kita semakin menyadari
bahwa kita istimewa pada masing-masing perannya. Ada persamaan, ada pula
perbedaan pada masing-masing porsinya. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
kita melaksanaan peran terbaik sesuai dengan fitrah yang telah diberikan oleh
Sang Khalik.
Tidak ada komentar: