Ngaji Jomblo (Part 3)

 Resume Kajian – Ngaji Jomblo (3)

Disampaikan oleh : Ustadz Felix Siauw

Channel Youtube : Felix Siauw (link channel youtube)

(Ilustrasi : pixabay.com)

Ngaji Jomblo 11 – Cara Meyakinkan Orangtua (Buat yang Laki-Laki)

Islam merupakan agama yang sangat mengutamakan kepastian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses khitbah yang dilakukan yaitu keberadaan restu dari orangtua, jangka waktu antara khitbah dan akad yang jelas dan pasti, serta memastikan tidak adanya kemaksiatan yang membersamai seluruh proses ini. Seorang laki-laki tidak aan mendapatkan izin atau restu dari orangtuanya jika ia masih belum mampu melakukan hal-hal yang tadinya menjadi tanggungjawab orangtuanya. Misal, selama ia masih belum mampu atau belum mendapatkan izin untuk mengendarai kendaraan sendiri, maka bisa jadi di mata orangtuanya ia masih belum memiliki kesiapan mental yang memadai (masih dianggap labil).

Contoh berikutnya, jika seorang laki-laki telah mampu secara mandiri tanpa perintah maupun permintaan dari orangtuanya untuk kemudian membayarkan kebutuhan-kebutuhan dalam keluarga mereka, maka bisa jadi orangtuanya sudah memandang bahwa anaknya ini sudah lebih dewasa dan mampu mengemban tanggungjawab berikutnya. Adapun beberapa kesiapan lainnya yang juga menjadi pertimbangan orangtua kemudian memberikan restu pada anak laki-lakinya untuk menikah adalah kesiapan ilmu (tsaqafahnya), kesiapan emosionalnya, kemampuan finansialnya yang telah cukup memadai atau setidaknya telah memiliki kemampuan dalam mengatur keuangannya. Lalu bagi calon mertua juga pasti akan memperhatikan apakah lisan seorang laki-laki itu terjaga atau tidak, karena jika lisannya telah mampu ia jaga maka tangannya juga besar kemungkinan telah mampu ia kendalikan.

Ngaji Jomblo 12 - Cara Meyakinkan Orangtua (Buat yang Perempuan)

Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan seorang perempuan adalah pemimpin dalam rumahnya. Hal ini memberikan gambaran bahwa kecakapan seorang perempuan dalam hal-hal kerumahtanggaan adalah poin penting yang perlu diperhatikan agar mendapatkan izin/restu dari orangtua untuk menikah. Persiapan seorang perempuan menuju pernikahan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kesiapan ilmu (pengetahuan tentang hak dan kewajiban dalam berumahtangga), kesiapan emosional (agar senantiasa mampu mengendalikan suasana rumahnya) serta kesiapan fisik/ragawi (berkaitan dengan kemampuan menunaikan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu nantinya).

Bagi seorang anak perempuan yang mulai beranjak dewasa, idealnya pembicaraan menuju jenjang pernikahan ini telah dilakukan dari jauh-jauh hari, bukan ketika ada seseorang yang datang meminangnya saja. Hal ini penting dilakukan agar jika suatu waktu ketika ada seorang laki-laki yang berniat untuk mengkhitbahnya dan ketika hal ini disampaikan kepada kedua orangtuanya, mereka sudah tidak terlalu terkejut lagi karena sebelumnya telah pernah dilakukan pembahasan ringan dalam keluarganya.  Penting untuk membangun komunikasi pada orangtua dari jauh-jauh hari terkait konsep pernikahan dan kriteria pendamping yang diinginkan. Dalam struktur keluarga, Ayah adalah pengambil segala keputusan sedangkan Ibu adalah influencer yang sangat besar andilnya, maka sangat penting untuk memberi pengertian dengan sebaik-baiknya kepada kedua orangtua.

Ngaji Jomblo 13 – Tentang Orangtua yang Tidak Ideal

Masalah perwalian menjadi hal yang penting untuk dipahami sejak awal. Bagi pihak perempuan, yang paling penting adalah meyakinkan walinya, khususnya sang Ayah. Hal ini dikarenakan perwalian seorang perempuan dalam pernikahan dimiliki oleh ayahnya. Jika ayahnya tidak merestui dan tidak bersedia menjadi wali maka ini akan menjadi problem tersendiri. Oleh karena itu, seperti poin pembahasan sebelumnya, proses meyakinkan orangtua perlu dilakukan seawal mungkin agar masih bisa memperbaiki komunikasi dan sikap menjelang keputusan untuk melangsungkan pernikahan. Setelah mampu meyakini Ayah, baru kemudian beranjak meyakinkan Ibu (jika Ibunya juga belum memberikan restu). Sementara untuk pihak laki-laki, meskipun tidak memerlukan wali dalam akadnya, memperlakukan orangtua dengan sebaik mungkin tetap menjadi kewajiban, termasuk dalam hal membicarakan pernikahan.

Orangtua meskipun tampaknya tidak ideal sekalipun bagi anaknya, mereka adalah orang terdekat yang perlu diyakinkan terlebih dahulu ketika kita memutuskan untuk menikah. Jika orangtua sendiri belum bisa diyakinkan, apatah lagi dengan orang lain dan kedua calon mertua. Belajar untuk berkomunikasi yang baik dan negosiasi yang benar agar mendapatkan restu dari keduanya. Bagaimanapun kondisi kedua orangtua kita, mereka adalah yang terbaik yang Allah hadirkan untuk merawat dan mendidik kita sejak kecil. Mereka adalah orang yang paling berhak untuk mendapatkan perlakuan baik dari kita. Tunjukkan perubahan sikap yang lebih baik agar mereka kemudian yakin bahwa kita telah siap untuk “dilepaskan”.

Ngaji Jomblo 14 – Proses Khitbah-Ta’aruf

Dalam proses khitbah-ta’aruf sebenarnya tidak memerlukan banyak interaksi. Cukup dengan menjadwalkan beberapa kali pertemuan yang membahas keseluruhan hal yang perlu disiapkan oleh kedua pihak dalam melangsungkan pernikahan (akad dan walimahnya). Proses tersebut juga harus didampingi/diketahui oleh mahramnya dan seperlunya (tidak bercanda ria atau bermesraan dll). Meskipun tidak banyak interaksi yang dilakukan, kita tetap harus banyak mencari tahu tentang diri calon pasangan kepada orang terdekatnya sebelum akhirnya memutuskan untuk memilih dia sebagai pasangan kita nantinya. Orang terdekat adalah mereka yang mengerti betul bagaimana karakter seseorang dan bagaimana tindak tanduknya dalam menghadapi berbagai situasi.

Selain ibadah dan karakter pasangan, hal penting yang perlu untuk kita ketahui adalah apakah calon pasangan sudah mengikuti kajian-kajian juga sebelumnya untuk menambah tsaqafahnya? Jika landasan awalnya sudah sama, sudah sama-sama “mengaji” dan memiliki gambaran keluarga islami yang sama maka diharapkan kedepannya mampu mewujudkan cita-cita itu bersama. Apabila ada calon yang ibadahnya dijaga, bagus karakternya dan sama-sama telah mengaji pula, disarankan untuk melanjutkan proses menuju pernikahannya dengan segera, untuk menghindari maksiat yang mungkin terjadi kedepannya. Sekufu yang dimaksud adalah yang memiliki semangat untuk sama-sama terikat dengan hukum Allah. Selama semangat dan tujuannya sama, perbedaan latar belakang, jumlah hafalan, organisasi pergerakan maupun perbedaan pengalaman bukanlah menjadi hal yang menjadi penghalang.

Ngaji Jomblo 15 – Menyiapkan Pernikahan

Mengapa hanya pernikahan yang mampu mengikat seorang laki-laki dan perempuan? Pernikahan adalah sebuah komitmen yang jelas dan sudah kodratnya seorang laki-laki akan benar-benar memperjuangkan jika sudah terikat pada suatu komitmen. Adapun bagi perempuan, ia perlu menjaga perasaan dan hatinya serapat mungkin dari dia yang belum menghalalkannya. Perempuan hanya akan mencintai dengan benar setelah akad dilisankan. Senantiasa selalu diingatkan agar tidak terjadinya khalwat (berdua-duaan) menjelang pernikahan untuk menjaga keberkahan dalam setiap prosesnya. Jika kita mengharapkan hadirnya sakinah, mawaddah dan rahmah-Nya dalam rumah tangga kita, maka kita harus terus selalu menjaga agar proses menuju ke sana selalu menaati syari’at dan menghindari maksiat.

Dalam mempersiapkan pernikahan juga harus memperhatikan kapasitas kemampuan. Meskipun pernikahan adalah salah satu dari perhelatan akbar yang terjadi dalam hidup kita, sebisa mungkin harus dihindari perilaku berlebih-lebihan, apalagi kalau sampai dipaksakan diluar kemampuan. Adakanlah pesta (walimah) untuk mengumumkan pernikahan dan sebagai wujud berbagi atas kesyukuran. Namun yang perlu kita perhatikan pula adalah bagaimana walimah yang kita adakan tidak akan menjadi fasilitator kemaksiatan. Beberapa kejadian pada masyarakat dapat menjadi pembelajaran bagi kita, dimana ketika diadakannya pesta pernikahan yang terjadi justru ada banyak kemubadziran dan hiburan-hiburan yang tidak sebagaimana mestinya. Untuk mewujudkan pernikahan yang berkah mulai dari prosesnya sampai akad dan walimahannya, maka perlu dibicarakan kedua belah pihak yang terlibat sampai menemukan titik “balance”  yang disepakati bersama.

Ngaji Jomblo (Part 3) Ngaji Jomblo (Part 3) Reviewed by Wirdha Listiani on April 09, 2021 Rating: 5

3 komentar:

  1. Keren, Kak. Insyaallah berkah dan bermanfaat. Salam sayang

    BalasHapus
  2. Keren, Kak. Insyaallah berkah dan bermanfaat. Salam sayang

    BalasHapus
  3. Keren, Kak. Insyaallah berkah dan bermanfaat. Salam sayang

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.