Resume Kajian – Baitii Jannati
Disampaikan oleh : Bunda Astrie Ivo
Youtube Channel : PKSTV (link youtube channel)
Salah satu upaya agar kita kelak dapat dipersua lagi di surga adalah
dengan menjadikan rumah kita sebagai miniatur atau taman atau gerbang dari
surga itu sendiri. Rumah yang bisa melapangkan hati dan memberi kedamaian bagi para
penghuninya. Rumah yang tidak hanya menerima kelebihan-kelebihan, tapi juga
mampu membuat kita berdamai dengan segala kekurangan-kekurangan yang dimiliki
anggota keluarga. Lalu terhusus bagi para wanita sholehah yang menginginkan
rumah kita untuk menjadi miniatur surga yang indah, maka kita juga harus
berupaya menjadi laksana bidadari bagi anak dan suami.
Para shahabiyah pada zaman dahulu tatkala akan melepaskan anak gadisnya
untuk menikah, mereka selalu berpesan agar menjadi seorang istri yang dapat
menjaga mata dan telinga suaminya. Artinya, seorang istri hendaklah
memperlihatkan dan memperdengarkan hal-hal yang baik saja kepada sang suami.
Ada dua dosa yang terkadang disepelekan dan kerap dilakukan seorang istri yaitu
lisannya yang tajam sehingga mudah mencela serta sering melupakan
kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suaminya. Istri adalah pakaian bagi
suami, hendaknya kita senantiasa saling mengingatkan suami kepada kebaikan dan
tidak membebaninya diluar kemampuan.
Wanita juga merupakan madrasah pertama bagi anaknya. Pendidikan dan
pengasuhan anak bahkan telah dimulai jauh sebelum mereka dilahirkan, yakni
sejak mereka masih berada dalam kandungan, layaknya keteladanan yang dapat
diambil dari keluarga Imran. Kita harus meniatkan sejak dini, anak-anak kita
nanti, meski dengan berbagai profesi yang mereka geluti, semoga hatinya akan
senantiasa condong kepada Allah. Setelah itu, kita juga harus memastikan bahwa
kita memberikan nama-nama yang baik bagi mereka karena sejatinya nama adalah do’a
dan setiap lisan seorang ibu juga akan menjadi do’a bagi putra-putrinya.
Selanjutnya kita juga harus memilihkan lingkungan yang baik bagi tumbuh
kembang anak. Berikan sekolah yang baik, yang mengenalkan nilai-nilai Islami
kepada mereka. Anak bukanlah pendengar yang baik, tapi mereka adalah peniru
yang ulung. Maka berikan dan pilihkanlah lingkungan yang mampu memberi
keteladanan yang baik bagi anak-anak kita nanti. Dan yang tidak boleh dilupa
adalah rumah kita dan semua penghuninya haruslah memberikan contoh yang baik
terlebih dahulu kepada mereka.
Hal yang harus diperhatikan berikutnya adalah kesadaran bahwa anak-anak
kita bukanlah anak yang mahir dalam segala bidang. Mereka memiliki minat dan
potensi yang berbeda. Sebagai orangtua, kita tidak boleh tergesa dalam berdo’a
kepada Allah agar memunculkan kebaikan-kebaikan pada diri anak-anak kita.
Setiap anak memiliki masa emas dan kebaikannya tersendiri, hanya saja mungkin
kita terlalu silau dan memperbandingkan anak-anak kita satu sama lain atau
dengan anak-anak lainnya. Bersabarlah dan didiklah anak-anak kita dengan
petunjuk Allah agar kelak mereka bisa menjadi sebaik diri sesuai dengan potensi
yang dimiliki, bukan memaksakan kehendak orangtua semata.
Komunikasi antara orangtua dan anak juga harus dibangun sebaik mungkin.
Anak diwajibkan untuk berkata-kata mulia kepada orangtuanya. Agar kelak mereka
mampu berkata mulia, maka sudah selayaknya orangtua terlebih dahulu
mencontohkannya. Panggillah anak-anak kita dengan panggilan sayang dan penuh
cinta. Jika hati mereka telah mampu kita rebut, penanaman aqidah yang lurus
tentu akan berjalan lebih mulus. Dengan demikian kita berharap agar mereka
kelak akan senantiasa terhubung dengan Rabbnya.
Selain itu, memastikan anak-anak kita untuk mampu menegakkan sholat
adalah hal yang penting untuk dilakukan setiap orangtua. Dengan mengajarkan sholat
sejak dini dan mendekatkan mereka ke masjid, kita berharap semoga anak-anak
kita ini mampu menjadikan seluruh aktivitas, dimanapun berada, mereka akan
senantiasa menjadikannya sebagai bagian dari ibadah kepada Allah.
Pendidikan bagi anak harus dibagi sesuai dengan rentang usianya.
Sebelum usia 7 tahun, perbanyaklah menyampaikan kabar-kabar gembira dan janji-janji
surga-Nya agar mereka termotivasi untuk beramal sholeh. Jangan buru-buru
menyampaikan ancaman-ancaman atau balasan atas dosa-dosa untuk menakuti mereka.
Sampaikan pelan-pelan agar mereka benar-benar paham dan masuk ke hati apa yang
telah disampaikan. Agar kelak, ada dan tiadanya orangtua, anak-anak kita akan
tetap beriman dan beribadah serta menggantungkan segala urusan kepada Allah
semata.
Semoga kita mampu menjadikan rumah kita sebagai miniatur surga dan
kelak Allah persuakan kita kembali bersama keluarga kita di Jannah-Nya.
Tidak ada komentar: