Baitii Jannati

 Resume Kajian –  Baitii Jannati

Disampaikan oleh : Bunda Astrie Ivo

Youtube Channel : PKSTV (link youtube channel)

Ilustrasi: pixabay.com


Setiap kita mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang kebahagiaan. Ada yang merasa bahagia dengan adanya kecukupan ekonomi, ada yang merasa bahagia jika sudah memiliki karir yang tinggi, ada pula yang menemukan kebahagiaannya dengan berkumpul bersama keluarga yang dimiliki. Kebahagiaan sejati yang seharusnya diidamkan, dicitakan, dimimpikan dan diupayakan oleh setiap muslim adalah ketika Allah kumpulkan kita kembali bersama orangtua, anak dan keturunan kita selanjutnya di surga-Nya nanti.

Salah satu upaya agar kita kelak dapat dipersua lagi di surga adalah dengan menjadikan rumah kita sebagai miniatur atau taman atau gerbang dari surga itu sendiri. Rumah yang bisa melapangkan hati dan memberi kedamaian bagi para penghuninya. Rumah yang tidak hanya menerima kelebihan-kelebihan, tapi juga mampu membuat kita berdamai dengan segala kekurangan-kekurangan yang dimiliki anggota keluarga. Lalu terhusus bagi para wanita sholehah yang menginginkan rumah kita untuk menjadi miniatur surga yang indah, maka kita juga harus berupaya menjadi laksana bidadari bagi anak dan suami.

Para shahabiyah pada zaman dahulu tatkala akan melepaskan anak gadisnya untuk menikah, mereka selalu berpesan agar menjadi seorang istri yang dapat menjaga mata dan telinga suaminya. Artinya, seorang istri hendaklah memperlihatkan dan memperdengarkan hal-hal yang baik saja kepada sang suami. Ada dua dosa yang terkadang disepelekan dan kerap dilakukan seorang istri yaitu lisannya yang tajam sehingga mudah mencela serta sering melupakan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suaminya. Istri adalah pakaian bagi suami, hendaknya kita senantiasa saling mengingatkan suami kepada kebaikan dan tidak membebaninya diluar kemampuan.

Wanita juga merupakan madrasah pertama bagi anaknya. Pendidikan dan pengasuhan anak bahkan telah dimulai jauh sebelum mereka dilahirkan, yakni sejak mereka masih berada dalam kandungan, layaknya keteladanan yang dapat diambil dari keluarga Imran. Kita harus meniatkan sejak dini, anak-anak kita nanti, meski dengan berbagai profesi yang mereka geluti, semoga hatinya akan senantiasa condong kepada Allah. Setelah itu, kita juga harus memastikan bahwa kita memberikan nama-nama yang baik bagi mereka karena sejatinya nama adalah do’a dan setiap lisan seorang ibu juga akan menjadi do’a bagi putra-putrinya.

Selanjutnya kita juga harus memilihkan lingkungan yang baik bagi tumbuh kembang anak. Berikan sekolah yang baik, yang mengenalkan nilai-nilai Islami kepada mereka. Anak bukanlah pendengar yang baik, tapi mereka adalah peniru yang ulung. Maka berikan dan pilihkanlah lingkungan yang mampu memberi keteladanan yang baik bagi anak-anak kita nanti. Dan yang tidak boleh dilupa adalah rumah kita dan semua penghuninya haruslah memberikan contoh yang baik terlebih dahulu kepada mereka.

Hal yang harus diperhatikan berikutnya adalah kesadaran bahwa anak-anak kita bukanlah anak yang mahir dalam segala bidang. Mereka memiliki minat dan potensi yang berbeda. Sebagai orangtua, kita tidak boleh tergesa dalam berdo’a kepada Allah agar memunculkan kebaikan-kebaikan pada diri anak-anak kita. Setiap anak memiliki masa emas dan kebaikannya tersendiri, hanya saja mungkin kita terlalu silau dan memperbandingkan anak-anak kita satu sama lain atau dengan anak-anak lainnya. Bersabarlah dan didiklah anak-anak kita dengan petunjuk Allah agar kelak mereka bisa menjadi sebaik diri sesuai dengan potensi yang dimiliki, bukan memaksakan kehendak orangtua semata.

Komunikasi antara orangtua dan anak juga harus dibangun sebaik mungkin. Anak diwajibkan untuk berkata-kata mulia kepada orangtuanya. Agar kelak mereka mampu berkata mulia, maka sudah selayaknya orangtua terlebih dahulu mencontohkannya. Panggillah anak-anak kita dengan panggilan sayang dan penuh cinta. Jika hati mereka telah mampu kita rebut, penanaman aqidah yang lurus tentu akan berjalan lebih mulus. Dengan demikian kita berharap agar mereka kelak akan senantiasa terhubung dengan Rabbnya.

Selain itu, memastikan anak-anak kita untuk mampu menegakkan sholat adalah hal yang penting untuk dilakukan setiap orangtua. Dengan mengajarkan sholat sejak dini dan mendekatkan mereka ke masjid, kita berharap semoga anak-anak kita ini mampu menjadikan seluruh aktivitas, dimanapun berada, mereka akan senantiasa menjadikannya sebagai bagian dari ibadah kepada Allah.

Pendidikan bagi anak harus dibagi sesuai dengan rentang usianya. Sebelum usia 7 tahun, perbanyaklah menyampaikan kabar-kabar gembira dan janji-janji surga-Nya agar mereka termotivasi untuk beramal sholeh. Jangan buru-buru menyampaikan ancaman-ancaman atau balasan atas dosa-dosa untuk menakuti mereka. Sampaikan pelan-pelan agar mereka benar-benar paham dan masuk ke hati apa yang telah disampaikan. Agar kelak, ada dan tiadanya orangtua, anak-anak kita akan tetap beriman dan beribadah serta menggantungkan segala urusan kepada Allah semata.

Semoga kita mampu menjadikan rumah kita sebagai miniatur surga dan kelak Allah persuakan kita kembali bersama keluarga kita di Jannah-Nya.

Baitii Jannati Baitii Jannati Reviewed by Wirdha Listiani on April 21, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.