Rahasia Berbicara Lebih Ringkas

Resume Kajian – Rahasia Menciptakan Dampak Besar dengan Berbicara Lebih Ringkas

Disampaikan oleh : Merniyanti, S.E, C.S.TMI

Nge-online Bareng CV. Teens Pro Indonesia (https://www.instagram.com/teensproindonesia/)

(Ilustrasi : pixabay.com)

Diantara kita pasti ada yang pernah berada dalam suatu kondisi atau situasi yang terkadang memaksa kita untuk angkat bicara, menyampaikan suatu pendapat atau gagasan kepada pendengar tertuntu. Saat kita diberi kesempatan berbicara di depan sebuah forum, berbicara lebih ringkas tentu biasanya akan lebih disukai oleh para audiens. Akan tetapi, pada kenyataanya ketika menyampaikan sesuatu, terkadang kita juga belum tentu mampu menyampaikannya seefektif mungkin, bahkan bisa jadi terkesan bertele-tele atau berputar-putar dari topik utamanya terlebih dahulu.

Ada tiga alasan mengapa kita kerap tergoda untuk berbicara panjang lebar dan cenderung tak tentu arah :

·      Motif Tidak Menguasai, jika kita tidak menguasai bahan tertentu dan tiba-tiba diminta untuk berbicara tentang topik tersebut, bisa jadi kita justru berbicara terlalu banyak untuk menutupi ketidaktahuan diri sendiri.

·      Motif Memberi Lebih, barangkali kita memang telah menguasai topik tersebut dan ingin menyampaikan sebanyaknya kepada audiens, akan tetapi bisa jadi saat itu audiens yang menjadi target justru sedang tidak memiliki kebutuhan untuk mendapatkan informasi lebih.

·      Motif Egoisme, hal ini dapat terjadi jika dalam diri kita terdapat keinginan untuk dikesankan sebagai orang yang cerdas, terkenal dan berpengetahuan di mata para audiens sehingga terkadang kita justru berbicara secara berlebihan, tidak sesuai dengan kebutuhan.

Sementara itu, audiens di era modern ini telah semakin berkembang pengetahuannya dan cenderung mengalami sindrom 4i berikut:

-          Information overload, yakni terlalu banyak menerima informasi sehingga kerap mengalami kebimbangan dalam menentukan mana informasi yang bersifat fakta dan mana yang hoaks semata.

-          Inattention, yaitu persaingan atensi antara fokus kepada pembicara atau pikiran sendiri atau bisa jadi fokusnya juga terbagi karena notifikasi-notifikasi pada handphonenya.

-          Impatience, yakni ketidaksabaran audiens untuk segera mendapatkan informasi, keinginan untuk mendapatkan segala sesuatu yang serba instan dan cepat.

-          Interruption, yaitu keadaan dimana ada sesuatu yang kemudian menjadi distraksi tertentu dan mengganggu fokus audiens, bisa jadi dari notifikasi hp maupun distraksi lingkungan/orang disekitarnya.

Adanya beberapa sindrom diatas kemudian menuntut kita sebagai pembicara atau komunikan untuk mampu menguasai kembali perhatian audiens kita dengan cara berbicara yang lebih singkat tapi tetap memberikan dampak sesuai dengan yang diharapkan. Kita dapat menerapkan beberapa kaidah berikut dalam menyederhanakan pesan yang akan disampaikan pada audiens:

1.       Jangan over explain, hindari memberi banyak informasi sekaligus.

2.       Gunakan konsep 5W dan cukupkan 2W+1H (Why, What dan How) saat presentasi.

3.       Lebih banyak menggunakan kata-kata yang kongkrit dan memunculkan gambaran yang ditargetkan.

4.       Memberikan waktu jeda untuk membuat audiens kembali memperhatikan.

5.       Memetakan alur bicara kita (BRIEF)

BRIEF :

B – Background, konteks dan latar belakang masalah

R – Reason, alasan mengapa pembahasan kali ini penting

I – Information, sampaikan pesan inti kita

E – End conclusion, berikan kesimpulan dari pesan tersebut

F – Follow up, beri kesempatan audiens bertanya/adanya hubungan timbal balik.

Semoga setelah memahami konsep berbicara yang efektif seperti yang telah diuraikan diatas, kita bisa menerapkannya dalam kesempatan-kesempatan berbicara berikutnya sehingga audiens juga dapat lebih cepat menerima informasi yang kita sampaikan dengan lebih tepat.

Selamat mempraktikkannya, sahabat.


Rahasia Berbicara Lebih Ringkas Rahasia Berbicara Lebih Ringkas Reviewed by Wirdha Listiani on April 08, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.