Rumah Adat Melayu Riau - Ragam Corak dan Makna

Rumah Adat Melayu Riau

sumber gambar : pekanbaru-riau.blogspot.com
Setiap suku di Nusantara memiliki kekhasan rumah adat nya sendiri-sendiri. Termasuk dalam hal ini rumah adat masyarakat Melayu Riau. Ada beberapa ciri-ciri mendasar dari sebuah rumah, yakni sebuah bangunan yang memiliki :
1. Tiang/pondasi
2. Atap
3. Alas/lantai
4. Dinding
5. Jendela
6. Pintu
7. Ruangan
8. Tangga


Rumah adat melayu di Riau disebut dengan Rumah Selaso Jatuh Kembar. Ruangan rumah ini terdiri dari ruang besar untuk tempat tidur, ruang bersila, anjungan serta dapur. Rumah adat ini juga dilengkapi dengan Balai adat yang digunakan untuk pertemuan atau musyawarah adat. Ada beberapa bagian yang melengkapi dari bangunan rumah adat Melayu Riau, diantaranya ragam corak, keberadaan selembayung, hiasan pada pintu atau jendela, jenis-jenis atap rumah serta filosofi anak tangga yang semuanya memiliki nilai yang sangat tinggi.

1. Ragam Corak
Corak dasar Melayu Riau umumnya bersumber dari alam, yakni terdiri atas flora, fauna, dan benda-benda angkasa. Benda-benda itulah yang direka-reka dalam bentuk tertentu, baik menurut bentuk asalnya seperti bunga kundur, bunga hutan, maupun dalam bentuk yang sudah diabstrakkan atau dimodifikasi sehingga tak lagi menampakkan wujud aslinya, hanya penggunaan nama seperti itik pulang petang, semut beriring dan lebah bergantung.
Diantara corak-corak tersebut adalah corak yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan yang paling banyak digunakan hingga kini. Hal ini berkaitan dengan corak fauna dikhawatirkan menjurus kepada hal-hal yang berbau “keberhalaan” atau kesyirikan, dimana sejak masuknya nilai dan ajaran agama Islam, segala adat yang bertentangan pada umumnya tidak diberlakukan atau mengalami modifikasi tertentu sehingga tidak melanggar syari’at.
Berikut adalah contoh motif Pucuk Rebung :
sumber gambar : annisasekarayu.blogspot.com
Adapun corak hewan yang dipakai hingga kini pada umumnya adalah corak dengan kandungan makna dan sifat baik tertentu yang diharapkan dapat menjadi pengingat bagi si pemilik rumah. Contohnya adalah corak semut beriring, meskipun tidak dalam bentuk yang sesungguhnya, corak ini menggambarkan sifat semut yang rukun dan tolong-menolong yang diharapkan tergambar dalam kehidupan orang Melayu Riau.
Adapula corak lebah bergantung yang dipakai untuk memberikan gambaran sifat yang mulia dari kebiasaan lebah yang selalu memakan makanan yang bersih dan mengeluarkan hasil yang bermanfaat pula bagi banyak orang. Jika lebah menghasilkan madu, maka orang Melayu diharapkan dapat menghasilkan baiknya tutur kata dan tingkah laku, serta menjauhkan hal-hal yang mendatangkan ketidakbermanfaatan.
Berikut adalah contoh motif Lebah Bergantung yang ditemukan pada rumah Melayu Riau :
sumber gambar : dokumentasi pribadi
Selain itu ada pula corak naga yang berkaitan dengan mitos keperkasaan sebagai penguasa lautan dan sebagainya. Corak dari benda-benda angkasa seperti bulan, bintang, matahari, dan awan terdapat pula dalam corak rumah Melayu Riau. Hal ini dikarenakan berbagai macam cora tersebut mengandung niai falsafah tertentu, dan tetap dilestarikan selama tidak bertentangan dengan nilai syari’at Islam.
Pada beberapa rumah juga kerap didapati ragam corak dari bentuk tertentu seperti lingkaran, kubus, persegi panjang, wajik (belah ketupat), layang-layang, dan lain sebagainya. Tak lupa seiring masuknya nilai agama Islam, juga terdapat pengembangan corak kailgrafi yang diambil dari kitab suci Al-Qur’an. Pengembangan corak-corak ini tidak hanya memperkaya bentuk hiasan, melainkan turut memperkaya nilai falsafah budaya dalam kehidupan masyarakat Melayu Riau.

2. Selembayung
Selembayung adalah sebutan bagi hiasan yang terletak pada kedua ujung perabung atap rumah Melayu Riau yang mana bentuknya saling bersilangan.  Pada beberapa daerah, selembayung ini juga disebut sebagai “selobayung” atau “tanduk buang”. Adapun pada bangunan berupa Balai Adat Melayu, biasanya akan diberikan ukiran selembayung yang terbuat dari kayu disetiap pertemuan sudut atap nya.
sumber gambar : dokumentasi pribadi
3. Hiasan pintu dan jendela
Hiasan pada pintu maupun jendela pada umumnya disebut dengan “lambai-lambai” yang melambangkan sikap ramah tamah si pemilik rumah. Pada bagian jendela dan pagar terdapat hiasan khusus yang disebut dengan jerajak.

4. Jenis-jenis atap
Ada banyak jenis atap yang digunakan pada rumah masyarakat Melayu Riau. Namun, pada umumnya jenis-jenis atap tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Atap Kajang
Bentuk ini dikaitkan dengan fungsinya yakni sebagai tempat berteduh dari teriknya panas dan guyuran hujan. Jenis atap ini adalah jenis yang paling umum digunakan dan memiliki makna terkait sikap hidup orang Melayu Riau hendaknya dapat menjadi naungan bagi keluarga dan masyarakat.
sumber gambar : riauberbagi.blogspot.com
b. Atap Layar
Bentuk atap jenis ini adalah bertingkat seperti halnya layar pada kapal. Jenis atap ini disebut juga atap ambu labu, atap bersayap, atau atap bertinggam.
sumber gambar : td. melayu.blogspot.com
c. Atap Lontik
Atap ini memiliki bentuk dimana kedua ujung perabungnya melentik ke atas yang melambangkan bahwa awal dan akhir hidup manusia akan kembali pada penciptanya. Adapun lekukan pada pertengahan perabung melambangkan lembah kehidupan yang kadang kala penuh dengan cobaan.
sumber gambar : riauberbagi.blogspot.com

d. Atap Limas
Masih belum ditemui secara pasti literatur yang menyebutkan makna khusus dari penggunaan jenis atap limas ini. Namun beberapas sumber menyebutkan terdapat kemungkinan masyarakat Melayu Riau pada saat itu mengenal lambang ini terutama berkaitan dengan kepercayaan dalam agama Hindu dan Budha, atau bisa pula disebabkan oleh pengaruh bangunan gaya Eropa yang pernah masuk ke Nusantara. Namun demikian, bentuk atap limas ini telah banyak digunakan dalam berbagai bangunan tradisional Melayu Riau.
sumber gambar : karyapemuda.com

5. Filosofi jumlah anak tangga
Pada bangunan tradisional Melayu Riau, tangga pada bagian depan rumah dikatakan mengandung makna tertentu seperti yang diungkapkan sebagai berikut :
Leher berpanggak pada bendul,
Kepala bersandar ke jenjang pintu,
Anak bersusun bertingkat-tingkat,
Tempat pusaka melangkah turun,
Tempat mengisik-ngisik debu,
Tempat membasuh-basuh kaki.

Sementara jumlah anak tangga dalam bangunan adat Melayu Riau dinyatakan dalam sebuah ungkapan berupa :
Yang Pertama memberi salam,
Yang Kedua pengisik debu,
Yang Ketiga pelepas penat,
Yang Keempat peninjau laman,
Yang Kelima pijakan adat,
Yang Keenam gantung-gantungan.
Anak tangga bersusun lima,
Lima rukun Islam didalamnya.
Anak tangga bersusun enam,
Enam pula kandungannya.
Yang sesuai menurut syara’
Yang lurus menurut kitab.
sumber gambar : dokumentasi pribadi
Itulah beberapa nilai ragam corak dan hiasan yang terdapat dalam rumah adat atau rumah tradisional Melayu Riau. Meskipun saat ini telah banyak modifikasi dalam rumah modern yang ditemukan disepanjang Wilayah Provinsi Riau, kekhasan dan kekayaan makna dalam budaya Melayu masih digunakan oleh masyarakat Melayu Riau sebagai perwujudan identitas yang tidak dapat dihilangkan dari keseharian. Adapun keaslian ragam corak dan hiasan ini dapat ditemukan pada bangunan-bangunan adat yang tersebar diseluruh Provinsi Riau, seperti Bangunan Lembaga Adat Melayu (LAM), Balai Adat, dan lain sebagainya. Namun, rata-rata bangunan pemerintahan di wilayah Riau masih melestarikan beberapa corak dan hiasan terkhusus pada bagian atap, selembayung maupun penggunaan hiasan lebah bergantung yang masih bisa dengan mudah ditemukan disekitar kita. 

Semoga nilai-nilai kekayaan ragam budaya penuh makna ini dapat tetap dilestarikan dari masa ke masa. Semangat berbudaya !


Sumber :
Catatan Tugas Mata Pelajaran Budaya Melayu Riau. 2014. SMAN 1 Tebing Tinggi, Kab. Kep. Meranti.
http://krishadiawan.blogspot.com/2010/03/arsitektur-dan-ragam-corak-rumah-melayu.html
http://annisasekarayu.blogspot.com/2014/11/ukiran-riaufungsi-dan-manfaatnya.html
https://riauberbagi.blogspot.com/2015/12/rumah-adat-melayu-riau-atap-lipat-kajang.html
http://tdmelayu.blogspot.com/2014/

Rumah Adat Melayu Riau - Ragam Corak dan Makna Rumah Adat Melayu Riau - Ragam Corak dan Makna Reviewed by Wirdha Listiani on Januari 10, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.