Assalamu’alaikum sahabat semua.
Kali ini saya ingin sedikit menuliskan opini yang terinspirasi dari salah satu pertanyaan essay seleksi pendaftaran kegiatan ekspedisi nasional dalam waktu terdekat. Salah satu essay yang dipersyaratkan membahas tentang analisa terhadap prinsip KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang mana hingga sampai saat ini masih terpatri didalam jiwa anak bangsa.
Jiwa Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Pada Anak Bangsa
sumber gambar : Dokumentasi Kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya 2018 |
Berbicara mengenai bibit-bibit Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang saat ini masih tertanam di jiwa anak bangsa merupakan sebenarnya merupakan sebuah pukulan dan tamparan keras bagi setiap elemen masyarakat di Indonesia. Sebagai generasi muda yang harapan bangsa diletakkan dipundak-pundak mereka, amat menyedihkan jika jiwa nya masih tercemar peninggalan buruk zaman penjajahan Belanda.
Namun perlu digarisbawahi, hal ini masih didapati bukan hanya tersebab miskinnya jiwa yang dimiliki anak muda masa ini. Melainkan peran pemerintah, orangtua dan masyarakat daerah juga sangat berpengaruh terhadap pelestarian parasit pada karakter anak bangsa. Terlebih dizaman modern seperti saat ini, dimana pola kehidupan bermasyarakat yang telah diwariskan secara turun-temurun mulai terkikis digantikan ketidakpedulian sosial sehingga terbentuk komponen masyarakat yang cenderung antipati terhadap satu sama lainnya.
Menurut hemat saya pribadi sebagai bagian dari masyarakat, sejak zaman sekolah sekalipun, sistem pendidikan negara kita masih sering kecolongan, dimana para tenaga pendidik secara tidak langsung cenderung mengarahkan siswa-siswi nya pada orientasi hasil dibandingkan apresiasi terhadap proses yang dilalui. Tak jarang didapati para siswa bersaing demi mendapatkan nilai tinggi dibanding pemahaman mendalam mengenai materi. Maka tak salah jika kemudian kedapatan siswa yang memanfaatkan berbagai cara untuk mendapatkan pujian disana-sini. Mulai dari ketidakjujuran hasil ujian, hingga sistem sogok-sogokan untuk dapat masuk ke sekolah favorit sudah ditampakkan didepan mata mereka sejak dini.
Komponen orangtua dan dewasa muda yang seolah tak ambil peduli dan “mewajarkan” sistem-sistem yang demikian juga berpengaruh nyata terhadap pembentukan mental dan karakter para siswa. Anak-anak yang tidak mendapatkan pemahaman dengan benar mengenai budaya “suap-suapan” ini tentu akan menyimpulkan bahwa hal tersebut adalah wajar bahkan merupakan kewajiban jika ingin mendapatkan hasil yang lebih besar. Lalu ketika si anak mulai terbiasa dan melakukan hal serupa di dunia kerja, masyarakat justru menyambutnya dengan suka cita berbekal nominal ala kadar yang dijamin masuk ke kantong-kantong pribadi mereka. Jadi siapa yang bertanggung jawab atas semuanya ?
Maka hari ini sangatlah luar biasa dan apresiasi yang sebesar-besarnya bagi anak bangsa yang jiwanya kaya lagi bersih hatinya sehingga berani meninggalkan pekerjaan-pekerjaan rendahan seperti ini. Mereka tak pernah ragu perkara hasil yang akan didapatkan jika semua proses dilakukan dengan penuh kesungguhan. Yang mereka takutkan bukanlah ketika dipandang manusia sebagai objek kegagalan, tetapi pertanggungjawaban kepada Tuhan yang pasti hadirnya di hari pembalasan.
Menjadi baik ditengah-tengah masyarakat yang belum baik, bukan masalah bagi mereka. Biarlah sedikit, tetapi kokoh tak tergoyahkan oleh godaan ketidakabadian. Membangun kualitas bangsa yang diidamkan secara perlahan, dimulai dari diri sendiri dan orang-orang terdekat hingga terbentuk suatu peradaban yang dicita-citakan. Mewujudkan mimpi para leluhur yang menginginkan Indonesia menjadi besar dimata dunia dalam artian yang sebenarnya.
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih berkualitas dalam berbagai sisi, baik dalam hal Agama, Pendidikan maupun Ekonomi yang pastinya akan menunjang segala aspek dalam rutinitas kehidupan. Satu hal yang tak boleh hilang dari anak bangsa adalah Kekayaan Jiwa. Beranilah bermimpi tapi jangan sekali-kali malas mencari cara merealisasi. Jadilah besar tanpa mengecilkan yang lainnya. Semoga kita tetap bisa bersama, bahu membahu mewujudkan Indonesia Emas seperti yang dicita-citakan sejak lama.
*************************************
Lihat tulisan lainnya yuk : Buku Wirdha , Beasiswa , Tugas dan Artikel lainnya.
Project terbaru dari #TulisanWirdha : A Note For Myself
Opini - Jiwa KKN Pada Anak Bangsa
Reviewed by Wirdha Listiani
on
Januari 21, 2020
Rating:
Tidak ada komentar: