Siklus - A Note For Myself

 

Katanya, hidup ini adalah suatu siklus panjang yang berulang. Beberapa tahapan yang saling mendukung untuk mencapai satu titik puncak yang dituju. Tahapan-tahapan itu akan diulang kembali setelah sekian lama dilewati. 

Suatu ketika dimasa kecil kita, diri masih dalam kondisi yang lemah dan selalu membutuhkan bantuan untuk apapun aktivitas yang dikerjakan. Lalu mulai beranjak remaja dan dewasa sehingga mampu melakukan semua secara mandiri tentunya. Kemudian selang waktu berganti, kita mulai menua dan kembali membutuhkan bantuan orang-orang disekitar kita. Satu siklus yang mengajarkan kita bahwa suatu saat nanti kita akan kembali pada satu titik terlemah diri. Titik dimana kita pada akhirnya menyadari betapa berharganya keberadaan orang-orang disekitar kita, sekaligus sebagai warning agar memanfaatkan masa muda dengan sebaiknya dan mengasah kepedulian pada sesama.

Dalam petunjuk hidup yang pesannya abadi sepanjang masa, kita juga diajarkan bahwa hidup tidak hanya berlangsung di dunia yang penuh fatamorgana ini belaka. Siklus hidup kita bermula dari kematian, dimana kita masih belum lagi berwujud sebagai makhluk hidup yang kelak akan dijanjikan sebagai pemimpin di muka bumi. Lalu tatkala kehidupan itu hendak dipermulakan, ruh pun ditiup pada segumpal darah yang telah bertumbuh di dalam kandungan, membawa serta segala takdir diri sesuai perjanjian yang telah disepakati.

Sekian masa kemudian dilewati didunia yang fana ini dengan segala perhitungan amalan baik dan buruk yang telah dikerjakan, hingga tiba pada batas yang bernama kematian itu lagi dan harus berpisah dengan segala keduniawian yang telah dimiliki. Lalu siklus hidup itu bermula lagi ketika seluruh jiwa dibangkitkan kembali dihadapan Sang Kuasa untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan dalam fase kehidupannya yang pertama. Setiap kita akan mendapatkan balasan yang paling adil dan kembali memulai kehidupan seperti semula, tetapi kehidupan kali ini adalah kehidupan yang abadi dan tidak akan bermula sebagai siklus berulang itu kembali. Entah itu abadi di surga yang penuh dengan kenikmatan tak tertandingi, atau pada neraka yang panasnya mampu mendidihkan segala isi kepala para penghuninya.

Ah, tidakkah dengan mengingat siklus ini membuat diri kemudian menginsafi segala khilaf dan dosa yang telah kita perbuat sepanjang usia? Masihkah kita bisa bersantai sementara hidup yang berbatas waktu ini akan segera usai?

A Note For Myself – Wirdha Listani

Siklus - A Note For Myself Siklus - A Note For Myself Reviewed by Wirdha Listiani on November 12, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.