Pernah suatu ketika kita berjalan untuk
menemukan salah satu tujuan dalam rutinitas hidup yang kita jalankan. Disalah
satu persimpangan kita mulai bingung untuk menentukan arah melanjutkan
perjalanan. Bukan, bukan karena kita mulai lupa dengan tujuan semula, hanya
saja mereka yang hilir-mudik ditemui sepanjang perjalanan ini membuat kita
meragu akan pilihan diri.
Melihat mereka yang telah sampai pada tujuan
menggunakan kendaraan tertentu bahkan jalan pintas yang tak ada orang lain yang
tahu, kita tergelitik untuk melirik dan kemudian berpikir bahwa pilihan seperti
itu cukup menarik. Melihat mereka yang berbndong-bondong berbelok arah meskipun
tahu itu jalan yang salah dan menyalahi fitrah, kita sempat sedikit tergugah
meski akhirnya memilih untuk tidak ikut-ikutan latah.
Ah, banyak sekali ternyata pilihan-pilihan
yang tersedia untuk menjalani hidup ini dan mencapai tujuan yang dikehendaki. Saat
kita terombang-ambing menentukan pilihan selanjutnya, mereka telah sampai pada
puncak yang terlihat begitu jauh dari kita yang masih duduk termangu
dipersimpangan jalan yang entah menuju kemana.
Seketika kita menjadi ragu. Lagi-lagi kita
menjadi ragu pada kemampuan dan batas diri yang masih tak tentu. Kita mulai
menjadi pribadi yang merasa kerdil dan terlalu kecil untuk bisa berjalan
beriringan dengan mereka. Padahal garis start dan tujuan finish kita pasti tak
akan sama sepenuhnya. Kita hanya bertemu di salah satu persinggungan waktu,
tapi persinggungan itu membuat kita menjadi pribadi yang tak lagi menggebu
untuk mencapai suatu tujuan itu.
Pejamkanlah mata ini sejenak, mulai selamilah
lagi alasan mengapa selama ini kita bergerak. Alasan mengapa kita berjalan dan
telah menetapkan suatu tujuan. Lalu cobalah melihat kembali pada
pencapaian-pencapaian yang telah pernah kita dapatkan, yang membuat kita begitu
sumringah dan dengan bahagia dan penuh kepercayaan diri meyakini bahwa inilah
bidang dan tujuan yang seharusnya kita geluti.
Berilah sedikit ruang untuk kita mengapresiasi
diri dan kembali pada tujuan semula hati. Ada banyak kekurangan kita
dibandingkan mereka, tapi ada banyak pula kelebihan yang ada di diri kita yang
seharusnya mampu kita maksimalkan potensinya. Beranilah untuk melewati batas
yang sebenarnya masih lagi belum jelas. “Break your limit!” kata mereka. Sampai
nanti ketika kita sampai pada titik tujuan itu, kita bisa dengan tulus merasakan
kebahagiaan dan kebanggaan yang sama pada diri yang telah berani berjuang
melampaui batas yang semula dikhawatirkan.
A Note For Myself – Wirdha Listiani
Tidak ada komentar: