Menghampiri, Jangan Menghakimi!

Suatu hari pernah kita melihat satu atau dua orang saudara kita yang masih terlena dalam jerumus dosa. Lalu apa yang seketika terbesit dalam sepersekian detik pemikiran diri dan hati? Adakah kita seketika menginginkan keselamatan baginya atau justru tergoda untuk melemparkan hujatan tanpa tahu apa latarbelakang mereka terjerat disana?

Ya, barangkali pilihan kedua adalah pilihan termudah dan paling kerap muncul di benak kita. Kita lebih mudah mendefinisikan keburukan dibandingkan mencoba menggali lebih dalam sebab keburukan itu menjelma. Kita lebih mudah melontarkan penghakiman dibandingkan mencoba memberikan bantuan atau sekedar menyampaikan ajakan.

Entah sudah berapa kali guru-guru kita menyampaikan bahwa kita adalah makhluk sosial yang tak ‘kan bisa hidup sendiri dan senantiasa memerlukan bantuan orang lain dalam hidup ini. Lalu mengapa kita masih belum tergerak untuk menawarkannya? Entah sudah berapa kali ustadz-ustdzah kita mengingatkan kita betapa manusia ini sejatinya sama, sama-sama mudah tergoda dan teramat mudah khilaf dirinya. Lalu mengapa kita masih saja merasa lebih mulia dan memandang rendah pada mereka yang disana?

“Hampirilah, jangan dihakimi,” pesan salah seorang ulama. Dulu, entah pada fase yang masih kerap dikenang atau sudah menjadi bagian dari fase hidup yang mulai dibuang, kita juga pernah melakukan kesalahan, bukan? Bukankah kita juga telah sama-sama mengecap pahitnya dosa, sengsaranya kerena telah bermaksiat dihadapan Sang Pencipta? Lalu ada tangan-tangan tak kasat mata yang senantiasa menarik kita dari lembah kegelapan dunia melalui lisan-lisan penuh nasihat kebaikan, juga do’a-do’a tersembunyi yang barangkali juga kerap diangitkan hingga kini kita dapat berdiri tegak menatap dunia dengan tuntunan cahaya.

Kini, tatkala manis kebaikan dan nikmat persaudaraan itu telah kita rasakan, tidakkah kita ingin membaginya pada saudara kita di sudut-sudut jalan sana? Tidakkah kita teringin menjadi penerus bala bantuan kebaikan seperti mereka yang pernah hadir dan menyentuh dalam titik-titik terendah hidup kita?  Tidakkah kita ingin merangkul mereka, mengajaknya sama-sama berdo’a dan memperbaiki diri untuk menjadi hamba terbaik dihadapan-Nya?

Kita tak pernah tahu do’a siapa yang paling keras mengguncang langit diatas. Kita juga tak pernah tahu entah siapa yang akan kembali menghadap Penciptanya terlebih dahulu, juga siapa yang akan menginjakkan kakinya ke syurga dan siapa yang akan harap-harap cemas menanti bantuan dari saudaranya kelak di neraka. Jika kita tidak membersamai di dunia, akankah kita mengharap sua kelak di akhirat sana? Maka lebih baik menghampiri dan sama-sama memperbaiki diri ini, bukan?

A Note For Myself – Wirdha Listiani

 

Menghampiri, Jangan Menghakimi!  Menghampiri, Jangan Menghakimi! Reviewed by Wirdha Listiani on November 09, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.