Hm, masalah dulu, masalah lagi, masalah terus. Siapa yang hidupnya terus-terusan disambangi masalah ? Selamat! Berarti kita sama; sama-sama manusia biasa, yang memang kodrat hidupnya akan selalu menghadapi masalah, pastinya. Sama-sama manusia biasa yang membutuhkan persandaran, tempat menggantungkan harap dan tempat mengisak lirih akan keluh kesah permasalahan yang dihadapi.
Tapi jika hendak meninjau kembali hidup ini, bukankah berbagai permasalahan yang sangat berarti itu ternyata telah pula memberikan energi positif bagi diri? Ya, di sela ragam permasalahan yang dihadapi, pribadi terus ditempa menjadi versi terbaik kita sendiri. Kita dituntut untuk mampu bertahan dan mampu melewati segala fase rintangan entah itu dengan hati yang ringan tersebab telah berpasrah pada takdir dan ujian yang diberikan, atau dengan hati yang masih cukup berat karena tak mampu mengikhlaskan segala penat.
Jika sesekali kembali melihat kebelakang, dimana masa lalu juga telah dipenuhi oleh bervariasi masalah yang pernah menghampiri, barangkali bayangan tantangan di masa mendatang tak akan terlalu menjadi momok yang begitu menakutkan. Jika dimasa lalu kita berhasil melewati semua masa-masa sulit itu, bukan tak mungkin masa-masa yang terasa begitu sulit saat ini akan kembali berlalu lagi.
Tak mengapa. Semua akan kembali baik-baik saja, seperti semula. Sadar atau pun tidak, kita kemudian terlatih untuk menjadi diri yang tidak cepat mengaduh letih. Sadar atau pun tidak kita kini sudah mulai mampu untuk mendahulukan sabar daripada menurutkan hati yang penuh gusar. Sadar atau pun tidak, kita kini mulai menjadi sebaik versi untuk mampu menghadapi seluruh ujian di sisa waktu kehidupan ini.
Lalu akhirnya kita akan sampai pada suatu titik dan berkata pada diri, “Bukankah lebih banyak hal yang sepatutnya kita syukuri, alih-alih terpekur pada sekelumit ujian yang hasil akhirnyapun belum pasti?”
Mari kita lanjutkan perjalanan ini kembali. Meski kali ini pun tidak ada yang bisa memberikan suatu kepastian pada diri entah seperti apa masalah yang akan kita temui nanti. Tak mengapa, karena kita tak lagi bersendiri. Mari, sama-sama kita jalani.
A Note For Myself – Wirdha Listiani
Tidak ada komentar: