Assalamu'alaikum semua.
Postingan pertama dalam kategori Cerpen yaa ^^
Pastinya kita semua sudah tak asing lagi dengan istilah Cerpen alias Cerita Pendek yang termasuk dalam salah satu pembahasan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sewaktu sekolah dulu. Cerpen berikut adalah cerpen yang ditulis ketika masih SMA dulu (sekitar tahun 2013), jadi harap maklum jika pemilihan kata dan alur cerita sedikit berlebihan (read:alay) :D
Selamat Membaca.
SURAT MISTERIUS
Oleh : Wirdha Listiani
Pagi yang
cerah, burung-burung berkicauan menyambut kehadiran mentari yang telah
menampakkan diri. Alam telah memulai
aktifitas nya. Tapi tidak dengan seorang gadis yang kini masih setia berada
dibawah selimut. Sudah berapa kali Ibu nya membangunkan, namun hasilnya nihil.
Yang ada hanya suara-suara kecil dan hembusan nafas yang dikeluarkan nya
sebagai balasan. Wajar saja sih, mengingat gadis itu telah tidur terlalu larut
malam hanya untuk menyelesaikan acara membaca novel pinjaman nya.
“Uuummmmhhh,” Tia mulai menampakkan diri dari balik
selimut. Dilirik nya jam dinding yang telah menunjukkan pukul 06.20 WIB. Sontak ia langsung terbangun dan segera bergerak menuju
kamar mandi. Sesekali ia merutuki diri nya sendiri yang terlambat bangun pagi
ini. Selesai mandi dan berpakaian seragam lengkap, ia langsung berpamitan
kepada kedua orang tua nya untuk kesekolah.
Sepuluh menit berjalan kaki, akhirnya ia berhasil masuk
kedalam sekolahnya, tepat ketika bel berbunyi. Lantas ia segera berlari menuju
kelas nya yang berada di bagian belakang sekolah. Perlu waktu sekitar 2 menit
untuk sampai kesana. Dengan nafas yang terengah-engah, segera ia berjalan
menuju kursi nya. Sekali lagi, ia merutuki kenyataan bahwa diri nya duduk di
kursi paling belakang, hampir dipojokan kelas. Sungguh, awal hari yang
melelahkan.
“Hei.. Tumben sekali kau terlambat.” sapa Sisil disamping
nya.
“Salahkan perpustakaan yang memberi tempo peminjaman buku
nya terlalu singkat. Aku terpaksa menyelesaikan nya malam tadi.” omel Tia yang
sudah kesal setengah mati.
“Hei Tia, aku sudah berhasil mengalahkanmu ya hari ini.” ucap
Maya yang duduk didepan mereka sambil menjulurkan lidah dan tersenyum penuh
kemenangan. Si ’nona terlambat’ ini telah datang lebih awal dari Tia, meski
hanya beberapa menit tentu nya.
“Hmmm...” Tia hanya bisa menggembungkan pipi nya, kesal.
Karena ia tahu sahabat nya yang satu ini memang sangat jahil. Tak ada guna nya
menyerang balik saat ini.
“Kau sudah
menghafal bacaan sholat jenazah nya? Aku pinjam catatan mu, dong ~~” rayu Maya
setelah nya.
“Oh Good lengkap lah sudah penderitaan ku” bukan nya
menanggapi permintaan Maya, Tia justru menundukkan kepala diantara kedua lengan
nya. Ia mendecih kesal. Ia bahkan tidak menyentuh pelajaran Fiqih tadi malam.
Sekarang ia mulai membayangkan hukuman apa yang akan diterima nya nanti. Sungguh, ironi sekali nasib gadis ini. Ia hanya bisa pasrah ketika mengingat
nya.
* * * * * * * * * * *
Setelah istirahat, seluruh siswa kelas VIIA
bergerak menuju mushola, termasuk trio ’JBT’ tadi. Maya dan Sisil sesekali saling menatap kepada Tia yang
ekspresi nya tegang sekali. Maya sih terlihat tenang-tenang saja. Tia sibuk
dengan hafalan nya. Sedangkan Sisil yang berada diantara kedua gadis itu pun
sibuk menggandeng lengan sahabat-sahabat nya itu. Tiba-tiba ada seorang teman
yang menyerahkan selembar kertas kepada nya.
“Untukku?” tanya Tia bingung
“Kata nya sih begitu.” jawab Roni. “ Tapi aku tidak kenal
siapa orang yang menitipkan ini tadi.” cepat-cepat ia menimpali setelah melihat
pandangan bertanya dari Tia. Ia tak mau ’di-introgasi’ teman nya itu mengingat
Tia adalah tipe gadis yang bawel.
“Trims ya, Ron.” setelah menimbang-nimbang akhirnya Tia
menerima kertas tadi, yang ternyata adalah surat. Setelah membaca nya dengan
seksama Tia hanya menunjukkan ekspresi yang datar. Seolah tak mengerti akan
maksud yang disampaikan oleh si pengirim surat melalui surat nya ini.
“Sini aku lihat !” Maya menarik nya dari genggaman Tia
yang seperti nya sudah selesai membaca. Bersama Sisil, mereka hanya
senyam-senyum sendiri ketika membaca surat itu. Errr, mungkin bisa di sebut
surat cinta, karena isi nya itu penuh dengan kata-kata yang lumayan manis untuk
dibaca. Pantas saja Tia hampir terbengong membaca nya tadi.
“Waah ~~ ini berarti.. Kau ditembak, Tia !” seru Maya
bersemangat.
“I-iyaaa~~” timpal Sisil yang tak kalah semangat tentu
nya.
“Demi apa coba. Cuma lembaran kertas yang bahkan aku
tidak mengenali siapa pengirim nya. Pasti hanya
orang iseng. Atau mungkin salah alamat. Ayolah ke Mushola sekarang. Kita sudah terlambat.” ujar Tia tetap tenang seperti awal
nya. Biasa nya ia tak akan kalah heboh dari sahabat-sahabat nya itu. Tapi kali
ini, ia merasa hanya perlu diam. Mengingat ia masih kurang mengerti mengenai
hal-hal seperti itu.
“Eh.. tapi kalau pun ingin segera ke Mushola, harus nya
kau jelaskan dulu mengapa kau jadi senyam-senyum nggak jelas
seperti itu, huh?” tanya Maya sambil melempar senyum yang menuntut penjelasan.
“Eeeeh?” Tia terkejut. Ia memang tidak menyadari
kenyataan bahwa ia tersenyum sendiri setelah membaca surat tadi. Sisil juga
memberikan tatapan menyelidik yang seolah mengatakan ’jelaskan pada kami’ .
Bukannya menjawab, Tia hanya menggendikkan bahu nya
seolah tidak mengetahui apa-apa. Lalu
berjalan menuju Mushola yang kemudian di ikuti oleh sahabat nya. Didepan, ia
masih tersenyum sendiri mengingat kejadian hari ini. Ia tidak tahu kedatangan surat ini bisa dikatakan
keberuntungan atau kesialan lagi bagi nya hari ini. Yang jelas ia memiliki
perasan senang saat mendapatkan nya.
Yah, Tia memang hanya seorang gadis berusia 13 tahun yang
masih belum tau apa-apa soal cinta. Tapi setidak nya ia tahu bahwa ia harus
menghargai setiap pemberian dari seseorang. Termasuk perhatian yang dituju kan
kepada nya. Bukan, bukan hanya soal perhatian itu adalah dari si pengirim surat
saja. Termasuk kedua sahabat nya yang masih memperhatikan diri nya dan surat
itu. Surat itu tidak bisa dibilang konyol sih, tapi memang Tia tidak terlalu
menanggapi isi nya. Ia lebih senang menyebutnya dengan..
“Surat misterius.” gumamnya sambil tersenyum dan
melambaikan tangan pada sahabat nya dibelakang. Mereka pun berjalan bersama
bergandengan diiringi derai tawa seperti biasa.
-Selesai-
.
.
.
.
.
.
Nah, itu dia cerpen perdana yang dibagikan kali ini. Tinggalkan jejak jika kalian membaca tulisan ini yaa, Terimakasih ^^
Cerpen Surat Misterius
Reviewed by Wirdha Listiani
on
Desember 03, 2019
Rating:
Tidak ada komentar: